SEJARAH DESA CILILIN
Legenda Desa (Sasakala )
Pada Tahun
1800 M Raksawijadilaga dan istrinya Sartika sudah meninggal dunia, maka untuk
meneruskan kepemimpinannya diserahkan kepada putranya yang bernama Raksa diberi
gelar Raksanegara I dengan memangku jabatan Wedana ( karangan) Rongga III,
Raksanegara I mempunyai adik bernama Sumalarang dengan jabatan Wedana Ciputri.
Pada Tahun
1840 Wedana Rongga mendapat perintah dari Regent Residen Priangan untuk membuat
jalan dimana kewedanaan Rongga akan dijadikan sebagai obyek perkebunan kopi
dalam rangka Culturstelsel. Dimana masyarakat pada waktu itu masih kuat dengan
bergotong royong maka terwujudlah jalan pekebunan kopi dimulai dari lokasi: Kamp
Kaca-kaca, Loji dan Tangsi Gununghalu, surat perintah membuat jalan dengan
Bahasa Belanda"uit tuin lijn weg"
Dengan
jangka waktu yang cukup lama sampai 10 tahun dan banyak makan korban jiwa,
pengerjaan pembuatan jalan tersebut sangat memuaskan Pemerintah Hindia Belanda,
sehingga Resident Priangan atas nama Koningklijck Nederland Indie
menganugrahkan bintang jasa kepada Raksanegara I berupa piagam perunggu dengan
garis tengah 20 cm suatu kehormatan yang sangat besar pada waktu itu dan masih
jarang diperoleh, yang sangat kita rasakan adalah manfaatnya sampai sekarang
oileh kita semua.
Dengan
melihat sejarah sebutan Cililin dikaitkan dengan Bahasa Belanda yaitu pembuatan
jalan disebutnya "elina"sehingga dengankata ini maka timbul nama
"Cililin"
Atas jasanya
ini adalah kata-kata dari pemerintah Hindia Belanda sebagai berikut:
Piagio, 20 September 1850
handvest.
Boven open names van in opdracht
geven tegen
die zich verdienstelijk maken tuin
lijn weg.
MC. VEN HUENDER
RESEIDENT PRIANGO
Yang
artinya:
"Priangan,
20 September 1850 Piagam penghargaan
atas nama pemerintah, diberikan kepada yang bekerja membuat jalan lurus
penghubung jalan Perkebunan"
Dengan
adanya kata-kata "uit tuin lijn weg" Maka Drs Said Raksakusumah Ketua
jurusan sejarah FKIS IKIP Bandung, ketika mengadakan penelitian di daerah
kewedanaan Cililin pada Tahun 1986 berkesimpulan nama Cililin diambil dari kata
"uit tuin lijn weg" diartikan " Bibit buit pituin cililin
wae"
Wedana
Raksanegara I diberi gelar sebagai wedana Cililin, yang memerintah dari tahun
1800-1855.
Letak
Geografis Kewedanaan Cililin yang membentang dipenghujung Barat-Utara Kabupaten
Bandung Barat, tepatnya menurut penelitian para ahli purbakala bahwa sebahagian
besar Wilayah Kewedanaan Cililin merupakan bagian terdalam dari bekas genangan
danau Bandung tempo dulu. Yang mempunyai luas sama dengan Kabupaten Purwakarta
atau Kabupaten Subang. oleh karena itu potensi tanahnya sangat subur, karena
kesuburannya dipastikan telah banyak dihuni manusia sejak 2000 tahun sebelum
masehi.
Dengan masuk
dan menyebarnya Agama Islam didaerah Kewedanaan Cililin maka Agama dan Budaya
Islam dapat mewarnai kehidupan seluruh masyarakat. Sehingga pengaruh Budha dan
Hindu yang terdahulu dapat berakulturasi dengan Kebudayaan Islam. Maka yang
timbul adalah motif Islamnya saja. Oleh karena itulah daerah Cililin sejak
dahulu dapat julukan" Gudang Santri dan Pabrik haji".